A. PENGERTIAN KOTA, DESA DAN PERMASALAHANNYA
Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia. Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan, sedangkan masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi. Permasalahan di kota adalah pengangguran, rawan pangan, rawan moral dan lingkungan.
Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat.
Variabel-variabel yang mencirikan kemiskinan di pedesaan adalah:
B. ZONA INTERAKSI DESA DAN KOTA
Suatu wilayah kota yang berinteraksi dengan wilayah pedesaan
Secara tradisional hubungan desa-kota diindikasikan dengan adanya aliran produk/jasa perkotaan yang harus “dibayar” oleh masyarakat perdesaan melalui aliran dana/kapital dari desa ke kota. Kondisi ini secara umum dikenal dengan rendahnya nilai tukar (terms of trade) produk/jasa (dalam bentuk dana/kapital) masyarakat perdesaan terhadap produk/jasa perkotaan. Pendekatan KDK diharapkan dapat menaikkan nilai tukar produk/jasa masyarakat perdesaan melalui :
Secara tradisional hubungan desa-kota diindikasikan dengan adanya aliran produk/jasa perkotaan yang harus “dibayar” oleh masyarakat perdesaan melalui aliran dana/kapital dari desa ke kota. Kondisi ini secara umum dikenal dengan rendahnya nilai tukar (terms of trade) produk/jasa (dalam bentuk dana/kapital) masyarakat perdesaan terhadap produk/jasa perkotaan. Pendekatan KDK diharapkan dapat menaikkan nilai tukar produk/jasa masyarakat perdesaan melalui :
1. upaya memindahkan proses produksi dari kota ke desa untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk/jasa yang dihasilkan oleh masyarakat perdesaan melalui bantuan modal, sarana produksi dan pelatihan;
2. memperpendek jalur produksi, distribusi, dan pemasaran produk/jasa masyarakat perdesaan untuk mengurangi biaya ekonomi tinggi melalui pembentukan satuan partisipatif bagi pengembangan produk/jasa secara spesifik. Jasa ini dibangun di perkotaan;
3. memberikan akses yang lebih besar bagi masyarakat perdesaan terhadap faktor-faktor produksi barang/jasa seperti modal, bahan baku, teknologi, sarana dan prasarana. Hal ini akan merangsang SDM di perdesaan untuk lebih produktif dalam mengembangkan usahanya, sehingga desa memiliki daya tarik untuk investasi produksi dan tenaga kerja. Disamping itu adanya dukungan informasi khususnya informasi pasar.
C. INTERAKSI DESA DAN KOTA
Terbentuknya wilayah/ tempat menjadi sebuah desa pedasaan atau perkotaan merupakan hasil hubungan antar unsur-unsur di desa dengan unsur-unsur yang ada di kota, istilah lain disebut dengan interaksi desa – kota.
Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
Bentuk interaksi desa – kota :
a. Kerjasama antar penduduk
b. Penyesuaian terhadap lingkungan
c. Persaingan fasilitas hidup
d. Asimilasi.
Edward Ulman (1987) memberikan penjelasan tentang faktor yang mempengaruhi interaksi desa – kota adalah :
- Regional Complementarity (adanya wilayah yang saling melengkapi)
- Interventing Opportunity (adanya kesempatan untuk berintervensi)
- Spatial Transfer Ability (adanya kemudahan pemindahan dalam ruang )
D. SEBAB TERJADINYA INTERAKSI DESA DAN KOTA
Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi.
1. Pola interaksi sosial pada masyarakat ditentukan oleh struktur sosial masyarakat yang bersangkutan.
2. Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang hierarki.
5. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.
E. DAMPAK INTERAKSI DESA DAN KOTA
Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang meliputi aspek ekonomi, sosial, maupun budaya. Gejala tersebut dapat memberikan dampak bersifat menguntungkan (positif) atau merugikan (negatif ) bagi kedua wilayah. Demikian pula halnya gejala interaksi antara dua desa dan kota. Di bawah ini kalian akan melihat tabel dampak interaksi desa – kota.
Tabel Dampak Interaksi Desa - Kota
No | Dampak wilayah | Positif | Negatif |
1 | Desa |
|
|
| |
|
|
| |
|
|
| |
|
|
| |
| |
| |
| |
| | | |
2 | Kota |
|
|
| |
|
|
| |
|
|
| |
| |
| |
| |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar